Biadab, Sekelompok Orang Aniaya Keluarga Muslim Kashmir Gara-Gara Sapi

- April 25, 2017
Ilustrasi (milkmaidmarian)

Satu keluarga keluarga muslim di sebuah wilayah Kashmir yang disengketakan India dan Pakistan mendapat perlakuan tak beradab dari sekelompok orang yang mengaku beragama hindu. Menurut berita, para pelaku berjumlah 11 orang.

Mereka menyerang keluarga muslim tersebut karena telah memelihara sapi di antara ternak mereka.

Sebuah rekaman yang tersebar di dunia maya menunjukkan bahwa para pelaku menyerang rumah keluarga muslim dengan balok besi. Perlakuan biadab itu mengakibatkan salah seorang anggota keluarga muslim bernama Saber Ali (75 tahun) mengalami luka. Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Mendapat laporan dari warga, polisi pun menangkap para pelaku. Namun, hukuman yang dijatuhkan kepada mereka membuka celah untuk dibebaskan dengan jaminan.

Tersebarnya video penyerangan orang-orang tersebut terhadap keluarga muslim di dunia maya mendorong pemerintah India untuk melakukan penyelidikan atas insiden itu.

Di samping menangkap pelaku, pihak kepolisian pun mengambil tindakan hukum terhadap keluarga muslim yang diserang karena telah memelihara 16 ekor sapi, dengan memutuskan bahwa mereka hanya boleh memiliki 4 ekor sapi.

Di sebagian besar negara bagian India berlaku undang-undang larangan untuk menyembelih sapi bagi warganya. Hal ini yang menimbulkan ketegangan antara warga beragama Hindu yang merupakan mayoritas di India dengan warga beragama Islam yang mengamalkan perintah agama untuk menyembelih dan memotong hewan kurban pada hari raya Idul Adha.

Pemerintah India menyebut wilayah Kashmir yang berada di bawah kendalinya dengan nama Jammu dan Kashmir, yang merupakan wilayah mayoritas muslim dan diperebutkan oleh Islamabad dan New Delhi.

Masing-masing negara mengklaim punya hak kepemilikan atas seluruh wilayah tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan 12 resolusi yang berkaitan dengan Kashmir sejak awal terjadinya persengketaan pada tahun 1947 silam. Semuanya diputuskan berdasarkan prinsip bahwa penduduk setempat berhak menentukan nasibnya sendiri.

Pemerintah Pakistan mempercayakan pelaksanaannya kepada PBB, sementara itu India menolak untuk melakukannya sampai hari ini. Demikian dikutip kantor berita Anadolu.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search