Jenazah yang Menyengat di Masjid dan Motor Kader PKS yang Berdiri Tegak Meski Gempa

- Oktober 01, 2018
Tim relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berjumlah lima orang berangkat dari Mamuju sekitar jam 05.30 WIB dan tiba di Donggala sekitar pukul 15.00 WITA. Mereka lanjut ke Palu dan tiba di DPW PKS Sulteng sekitar jam 05.30 WITA. SDIT Alfahmi menjadi tempat pertama disinggahi sebagai posko awal PKS Sulteng.

Secara simbolis kader PKS menyerahkan bantuan awal dari wilayah dakwah dan DPW PKS Sulawesi Barat berupa terpal ukuran besar, satu jeriken berisi 40 liter bensin, 3 tikar matras, pembalut wanita, 9 dus air mineral, roti-roti dan biskuit. Bantuan diterima oleh Ketua DPW Sulteng Muhammad Wahyudin.

"Semoga Allah mengurangi beban penderitaan saudara-saudara kita,"  kata dia, Mamuju, Ahad (30/9/2018).

Selama dalam perjalanan sampai lokasi dan pulang, relawan PKS banyak rumah hancur di Mamuju Utara, yang juga terkena dampak gempa memang di Donggala.

Kabupaten Donggala, menurut warga Kelurahan Boya Kecamatan Benawa, setidaknya ada tiga desa yang parah. Hingga Ahad kemarin relawan PKS baru dapat mengevakuasi 30 korban. Korban dibawa ke Masjid Raya Donggala untuk dimandikan dan dikafani. Menurut warga, korban-korban gempa belum mendapat menerima bantuan baik dari pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat. Sehingga untuk membeli kain kafan, air bersih diambilkan dari dana kas masjid.

Di sekitar Masjid Raya Donggala yang dekat tempt pelelangan ikan (TPI) kondisi jenazah sudah membusuk karena lambat dievakuasi karena keterbatasan tenaga. Menurut istri lurah setempat, belum ada pihak selain warga yang turun membantu evakuasi sehingga masih banyak jenazah yang kemungkinan belum terevakuasi di bawah reruntuhan rumah-rumah warga.

Karena keterbatasan tenaga,  kantong mayat, kain kafan dan ditambah pihak keluarga banyak yang belum datang mengambil jenazah-jenazah yang sudah ada di masjid, membuat kondisi masjid menjadi bau menyengat. Kondisi tersebut dikhawatirkan menimbulkan penyakit.

"Walau memang menjadi pusat gempa tapi menurut pengamatan kami, Donggala tidak separah kota Palu dan korban-korban tadi sepertinya lebih banyak disebabkan sapuan tsunami ketimbang reruntuhan gempa," kata relawan PKS.

Ketua DPW Sulteng mengatakan selain gempa di Palu, juga terjadi pergerakan dan turunnya permukaan tanah sehingga banyak rumah yang amblas masuk ke dalam sedalam lima meter. Namun anehnya rumah salah seorang kader, yang mereka panggil Ustaz Ali masih utuh dan mengalami kerusakan ringan. Motor yang distandar ganda masih berdiri tegak di tempatnya bahkan ikan di aquarium aman tetap hidup dengan tenangnya.

"Sampai sore kemarin belum didapat data yang jelas mengenai korban baik umum maupun kader. Putusnya jaringan telekomunikasi salah satu sebab lambannya koordinasi. Posko ada di SDIT Alfahmi di Jalan Gelatik dan di kantor DPWJalan Sisingamangaraja," kata relawan PKS.


Advertisement

1 komentar:

avatar

Atas kehendak Allah semua terjadi.Allah berikan mu'jizatnya tuk org" yg Taqwa. Jadikan ini sbagai ikhtibar tuk kita semua. Maut datangnya tak terduga dgn cara yg tak terduga pula. Alam memunjukkan akan kemurkaanNYA betapa kita telah jauh dariNYA.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search