Ustadz Adi Hidayat: Kita Semua Salafi

- Agustus 08, 2017
Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA (istimewa)

Beberapa waktu lalu, warganet (netizen) pernah terusik oleh rekaman dari seorang ustadz yang mengkritik gaya berdakwah Ustadz Adi Hidayat, salah satunya dengan penyebutan nomor ayat dan surat tertentu untuk membahas sebuah permasalahan.

Pesan ini tersebar melalui aplikasi Whatsapp dan media sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter.

Sang ustadz itu mengklaim, bahwa Ustadz Adi Hidayat menyalahi sunnah atau tidak mengikuti manhaj yang benar seperti dicontohkan salafush-shalih (pendahulu yang shalih dari kalangan umat Islam).

Dalam kajian setelah shalat Maghrib, Ahad (6 Agustus 2017), di Masjid Darussalam Kota Wisata, Ciangsana, Bogor, Ustadz Adi Hidayat secara tidak langsung membantah pernyataan orang-orang yang mengkritiknya itu.

Dalam kajian yang berjudul “Antara Manhaj dan Madzhab” itu, ustadz Adi Hidayat menjelaskan definisi-definisi yang selama ini jarang diketahui oleh masyarakat awam.

Dengan bahasa yang lugas dan bernas, Ustadz Adi memaparkan tentang definisi ad-din (agama), manhaj (metode), minhaj (pedoman hidup), Syari’ (yang mengatur agama), syariat (aturan agama), syir’ah (jalan agama), dan madzhab (pendapat dalam sebuah masalah agama).

Kajian yang dihadiri oleh sekitar 3.000 orang itu dilaksanakan selepas Maghrib hingga adzan Isya berkumandang. Setelah shalat isya kajian pun dilanjutkan.

Setelah menjelaskan sekian banyak definisi, Ustadz Adi bertanya, “Apakah Ustadz Adi Hidayat salafi?”

Mendengar pertanyaan itu, para jamaah tersenyum. Dengan gayanya yang khas, ustadz Adi menjelaskan definisi Salaf, Salafi, dan Salafiyyah.

“Salaf adalah generasi terdahulu, shalih artinya orang-orang yang shalih. Mereka disebut salafush-shalih,” terangnya.

Umat Islam yang mengikut metode yang benar untuk memahami Al-Qur`an dan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan pemahaman salafush-shalih disebut salafi.

“Jadi, salafi itu bukan sebuah kelompok,” tuturnya.

Ustadz Adi menyebutkan, semua imam madzab yang ada merupakan salafi.

“Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, semuanya adalah salafi,” lanjutnya.

Selain itu, Ustadz Adi juga menyindir sebagian dai yang tidak paham dengan metode berdakwah di lingkungan masyarakat Indonesia.

Ada yang memvonis orang lain telah berbuat bid’ah karena biasa melakukan qunut subuh atau mengeraskan bacaan basmalah di awal surat Al-Fatihah, padahal pendapat tersebut berasal dari salah satu Imam madzhab yang sudah diakui keilmuannya.

Di akhir kajian, ustadz Adi mengatakan, bahwa jika dirinya hanya membuat para jamaah menjauh dari pemahaman yang benar, maka silakan mencari ustadz lain yang lebih mumpuni dalam ilmu agama.

Ustadz Adi juga meminta, jika ada kesalahan dalam penyampaiannya, silakan hubungi dia dan koreksi kesalahannya.

Sekitar pukul 20.45 WIB, Ustadz Adi menutup kajiannya. Para jamaah yang hadir begitu antusias untuk menyalaminya dan berfoto-foto dengannya.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement

1 komentar:

avatar

UHA menukil perkataan MUTAZILA yg mengganti istiwa dengan istaula


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search