Polda Papua berusaha membebaskan 15 pekerja yang disandera KKB. (Foto: Dok Polda Papua) |
Sebanyak 31 orang yang dibunuh tersebut adalah pekerja proyek dari PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga. Peristiwa pembunuhan diduga terjadi pada Sabtu (1/12/2018), dan Ahad (2/12/2018).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut KKB Papua yang menembak mati 31 pekerja PT Istaka Karya merupakan kelompok pemberontak. Kelompok yang menyandera dinilainya merupakan orang-orang lama yang berniat ingin memisahkan diri dari NKRI.
"Dia itu bukan kelompok kriminal, tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya karena memisahkan diri Papua dari Indonesia. Artinya pemberontak, bukan kriminal lagi. Penanganan harus TNI, kalau kriminal iya (Polri)," kata mantan KSAD ini di Jakarta, Selasa (4/12).
"Lama-lama itu juga orang-orangnya. Ingin memisahkan Papua dari Indonesia. Ingat, ingin memisahkan diri," lanjut dia.
Mengapa namanya KKB? Mengapa pemberontak?
Jika diperhatikan banyak beberapa pihak dan media massa menggunakan diksi "KKB" dan "pemberontak". Penggunaan diksi ‘KKB’ bisa diartikan secara gamblang sebagai pembingkaian untuk menghaluskan terorisme. Setidaknya "mentidakapa-apakan" kejahatan yang diperbuat oleh teroris Papua.
Kasus serupa terjadi. Seperti kasus penegak hukum mengajak makan teroris pembakar masjid. Diskriminasi tersebut dipelihara oleh negara secara sengaja--atau tidak.
Sementara label teroris atau terorisme hanya disandangkan kepada pelaku yang dekat dengan Islam. Sulit untuk mengingkari hal ini.
Advertisement
1 komentar:
Papua hanya ingin Merdeka dari cengkraman Indonesia, bendera bintang kejora terlebih dahulu berkibar ditanah Papua dibandingkan dengan bendera merah putih #freedomforwestpapua
EmoticonEmoticon