Cerita Jurnalis di Palu: "Bensin Saja Rp 100 Ribu Per Liter"

- Oktober 03, 2018
Ronny Buol
Seorang jurnalis yang meliput di lokasi bencan gempa di Palu, Sulteng memaparkan sedikit laporannya di lapangan. Jurnalis itu adalah Ronny Buol, ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat f/21 yang juga kontributor di laman Kompascom. Ia menceritakannya lewat laman media sosial pada Selasa (2/10/2018).

"Jika tidak ada perlu, jangan dulu ke Palu. Bensin saja 100 ribu per liter, dan sangat susah dicari. Saya baru hari ini makan nasi," katanya melalui keterangan tertulis di laman.

Dalam sebuah unggahan, ia menjelaskan bahwa dirinya berada di lokasi terparah di Palu. Diduga di sana masih banyak ribuan korban gempa yang masih belum bisa dievakuasi.

"Saya sekarang ada di Petobo, salah satu wilayah terparah yang dilanda gempa di Palu. Ribuan bangunan, ribuan rumah, ditimbun lumpur yang dahsyat yang memporak-porandakkan wilayah Petobo. Diduga masih ribuan korban tertimbun yang belum bisa dievakuasi. Liputan di sini tak hanya menguras energi bahkan minuman dan makanan susah dicari. Tadi malam kami bahkan mencari nasi pun tidak dapat dan terpaksa memasak mie instan. Obat-obatan dan makanan minuman sangat mereka butuhkan saat ini," kata dia.

"Kami yang meliput di sini juga harus menahan emosi, mendengarkan cerita kengerian korban gempa. Tadi saya di Dewi Sartika, di situ ada polisi berjaga di sebuah toko karena warga nekat menjarah toko. Lima menit setelah lewat terdengar bunyi tembakan, sepertinya ada sedikit kekacauan di sana. Karena ada warga yang memaksa mendapatkan makanan dan minuman," ujarnya.


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search