Tak hanya umat Islam yang ikut aksi Reuni 212 yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat dan sekitarnya, melainkan juga ada dari kalangan pemeluk lain.
Namanya Shilla (27) dan Hokiat (50). Dua perempuan berwajah "china" atau oriental dan non-muslim ini mengaku bangga mengikuti Aksi Reuni 212 seraya mengenakan topi bertuliskan Kalimat Tauhid.
Dua perempuan beda generasi itu hadir bersama 30 orang rombongan kaum muda. Hokiat mengaku datang sendiri dari Kelurahan Tomang, Jakarta Barat, lalu bertemu Shila dan rombongannya dari Kelurahan Setiabudi, Jakarta Pusat.
Ketika diajukan pertanyaan mengenai adanya imbauan bagi para Kader dan Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengikuti aksi ini, mereka berdua dapat memahami. Sebab, menurut mereka, hal itu menunjukkan PKS selalu konsisten dalam menunjukkan keberpihakannya kepada umat Islam.
"Saya melihat, hal itu wajar ya, karena membela agamanya. Kami melihat PKS juga menghormati agama lain, PKS masih Pancasila. Bahkan teman-teman saya (non muslim-red) banyak di PKS," aku Hokiat.
Shilla memandang, PKS merupakan partai yang konsisten kepada rakyat.
"Sampai saat ini, saya melihat PKS tetap konsisten dengan kebijakan yang membela rakyat. PKS masih bertoleransi tinggi, PKS masih Pancasila," imbuh Shilla.
Mengenai janji kampanye PKS baru-baru ini, keduanya berharap rencana penghapusan pajak motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup dapat dikaji lebih matang lagi.
"Saya berharap, kalau PKS sudah menduduki kursi nanti, kebijakan ini bisa dihitung matang-matang. Kalau sepeda motor banyak kan jadi pertimbangan. Selama mendukung rakyat, saya tidak masalah. Yang penting tidak terjadi pro kontra ke depannya," ujar keduanya.
Berkaitan dengan aksi ini, mereka sepakat bahwa kedatangannya adalah bentuk solidaritasnya untuk Umat Islam, meskipun berbeda agama.
"Ini bentuk solidaritas kita untuk Umat Islam. Kita percaya kepada Islam. Islam itu penuh toleransi. Saya membuktikan sendiri, kepada teman non Muslim yang lain, ngga usah khawatir akan dipersekusi. Ini menunjukan kesetiakawanan kami kepada teman-teman kami yang muslim," ujar Hokiat dengan bangga.
Senada, Shilla mengungkapkan alasannya ikut aksi Reuni Akbar 212 ini.
"Kita ingin menunjukan, persepsi selama ini bahwa umat Islam tidak bisa bertoleransi, itu salah. Kami selama ini berdampingan, damai. Kami membuktikan dengan aksi di sini juga damai, nyaman dan tidak ada persekusi sama sekali," ungkap Shilla, satu-satunya non Muslim dalam rombongannya.
Namanya Shilla (27) dan Hokiat (50). Dua perempuan berwajah "china" atau oriental dan non-muslim ini mengaku bangga mengikuti Aksi Reuni 212 seraya mengenakan topi bertuliskan Kalimat Tauhid.
Dua perempuan beda generasi itu hadir bersama 30 orang rombongan kaum muda. Hokiat mengaku datang sendiri dari Kelurahan Tomang, Jakarta Barat, lalu bertemu Shila dan rombongannya dari Kelurahan Setiabudi, Jakarta Pusat.
Ketika diajukan pertanyaan mengenai adanya imbauan bagi para Kader dan Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengikuti aksi ini, mereka berdua dapat memahami. Sebab, menurut mereka, hal itu menunjukkan PKS selalu konsisten dalam menunjukkan keberpihakannya kepada umat Islam.
"Saya melihat, hal itu wajar ya, karena membela agamanya. Kami melihat PKS juga menghormati agama lain, PKS masih Pancasila. Bahkan teman-teman saya (non muslim-red) banyak di PKS," aku Hokiat.
Shilla memandang, PKS merupakan partai yang konsisten kepada rakyat.
"Sampai saat ini, saya melihat PKS tetap konsisten dengan kebijakan yang membela rakyat. PKS masih bertoleransi tinggi, PKS masih Pancasila," imbuh Shilla.
Mengenai janji kampanye PKS baru-baru ini, keduanya berharap rencana penghapusan pajak motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup dapat dikaji lebih matang lagi.
"Saya berharap, kalau PKS sudah menduduki kursi nanti, kebijakan ini bisa dihitung matang-matang. Kalau sepeda motor banyak kan jadi pertimbangan. Selama mendukung rakyat, saya tidak masalah. Yang penting tidak terjadi pro kontra ke depannya," ujar keduanya.
Berkaitan dengan aksi ini, mereka sepakat bahwa kedatangannya adalah bentuk solidaritasnya untuk Umat Islam, meskipun berbeda agama.
"Ini bentuk solidaritas kita untuk Umat Islam. Kita percaya kepada Islam. Islam itu penuh toleransi. Saya membuktikan sendiri, kepada teman non Muslim yang lain, ngga usah khawatir akan dipersekusi. Ini menunjukan kesetiakawanan kami kepada teman-teman kami yang muslim," ujar Hokiat dengan bangga.
Senada, Shilla mengungkapkan alasannya ikut aksi Reuni Akbar 212 ini.
"Kita ingin menunjukan, persepsi selama ini bahwa umat Islam tidak bisa bertoleransi, itu salah. Kami selama ini berdampingan, damai. Kami membuktikan dengan aksi di sini juga damai, nyaman dan tidak ada persekusi sama sekali," ungkap Shilla, satu-satunya non Muslim dalam rombongannya.
Advertisement
11 komentar
Ini testimoni pks bahwa itu mengaktualisasikan islam rahmatan lil 'aliin dalam kehidupan
Mantul..... The real of rahmatanlilalamin
Mantap
Masya Allah semoga kian membukakan mata, bahkan mata hati saudara2 kita
Semenjak berdirinya,PKS memang berusaha merealisasikan ajaran Nabi Muhammad Saw yg rahmatan Lil'aalamiin. Semoga semakin banyak rakyat yg terbuka dengan dakwah PKS
Toleransi itu bukan domain pengetahuan dan sikap semata, tapi harus teraktualisasi kedalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Ini baru mantul, mantappp betuuuulllll... Top mah PKS...
Bijak sekali ini orang
mohon dikoreksi,kelurahan setiabudi itu salah satu kelurahan di kecamatan setiabudi juga (nama kelurahan dan kecamatan kebetulan sama) kotamadya Jakarta SELATAN, trims
Mabruk PKS
Makin salut sama pks
EmoticonEmoticon