Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) (washtimes) |
Beberapa waktu lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, bahwa negaranya siap untuk membangun hubungan baik dengan semua negara tetangganya, termasuk Kerajaan Arab Saudi (KSA).
Dalam sebuah siaran pers yang disiarkan kantor berita resmi Iran (IRNA), Rouhani menyatakan,
“Apa yang terjadi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran –berupa pengrusakan fasilitas umum- dilakukan oleh sekelompok orang yang gegabang. Perbuatan itu dikutuk oleh semua lembaga dan instansi yang ada di Iran.”
Rouhani juga mengatakan, “Langkah-langkah positif yang diambil sejauh ini, terutama pembolehan jamaah haji Iran untuk bergabung dengan jamaah haji dari negara lain pada tahun (1438 H) ini, akan memberikan kontribusi penting dalam memperbaiki hubungan baik dengan Arab Saudi.”
Namun demikian, Rouhani juga meminta agar Kerajaan Arab Saudi menghentikan operasi militernya di Yaman.
“Sebab, operasi tersebut merupakan penghambat segala upaya untuk meningkatkan hubungan baik dengan mereka,” katanya.
Rouhani seolah-olah menutup mata terhadap kudeta yang dilakukan oleh milisi Syiah Hutsi terhadap pemerintahaan yang sah di Yaman. Begitu pula, dia seolah-olah lupa terhadap operasi militer, penjarahan secara sistematis, serta kekacauan yang dilakukan milisi Syiah Hutsi di semua penjuru Yaman.
Padahal, semua operasi yang dilancarkan Syiah Hutsi dibiayai dan didukung penuh oleh pemerintah Iran.
Di samping itu, Rouhani juga menyampaikan sikapnya terhadap konflik Suriah yang berkepanjangan.
“Kami berharap, pembicaraan yang dilakukan di konferensi Astana dapat mencapai kemajuan yang diinginkan bersama dan mewujudkan perdamaian abadi di Suriah. Sehingga, hal ini menjadi dasar yang baik untuk hubungan kami dengan negara-negara lain,” katanya seperti dikutip Ajel.
Namun, pernyataan Rouhani ini terbukti bohong dan terbantahkan oleh sikap Pemerintah Iran sendiri.
Buktinya, sejumlah sumber media lokal dan internasional mengungkapkan bahwa baru-baru ini Iran meningkatkan pengiriman senjata canggih dan pengutusan penasihat militer untuk milisi Syiah Hutsi di Yaman.
Tujuannya tidak lain adalah untuk memperkuat posisi Syiah Hutsi di sana.
Menurut informasi kantor berita Reuters yang dekat dengan pihak militer, bahwa Iran meningkatkan perannya dalam perang di Yaman yang meletus sejak dua tahun silam.
Dalam mendukung milisi Hutsi, Pemerintah Iran telah meningkatkan pasokan senjata untuk mereka. Strategi yang sama juga diterapkan Iran untuk mendukung sekutunya yang juga mempunyai pemahaman yang sama yaitu Hizbullah Lebanon.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon