tempo |
“Radikalisme sudah masuk ke mana-mana, ada anak PAUD yang tidak mau diajak orang tua ke mal karena menganggap orang lain itu kafir,” ujar Suhardi.
Mahasiswa diajaknya untuk tak segan melaporkan apabila ada kelompok yang mengajarkan paham radikal di dalam kampus.
“Jika ada mentor yang mengajarkan yang tidak benar, laporkan ke dosen, dekan dan rektor,” kata Suhardi.
Ciri paham radiakalilsme itu, kata Suhardi, bisa dilihat dari perilaku dan sikap yang intoleransi, anti-Pancasila, dan anti-NKRI, serta mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dengan kelompok mereka. Pendapat tersebut dikemukakan Suhardi berdasarkan pengalaman BNPT dalam memeriksa napi mantan teroris, bahkan anggota keluarga teroris yang masih hidup.
Dari pemetaan psikologis, menurut dia, anak dari mantan keluarga pelaku bom bunuh diri di Surabaya memiliki keinginan kuat, "Menjadi mujahid, anti-Pancasila, antimerah putih, rindu bertemu orang tuanya di alam lain. Ia kangen menonton aksi-aksi kekerasan saat bersama orang tuanya dulu,” katanya.
Advertisement
EmoticonEmoticon