Ada Pesta Ini Sebelum Gempa Terjadi, FUI Sudah Ingatkan Jelang Tahun Baru

- Oktober 01, 2018
kumparan


Sebelum gempa menimpa Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun lalu ada peristiwa yang cukup menggelisahkan. Tepatnya akhir tahun menjelang tahun baru. 

Forum Umat Islam (FUI) Sulawesi Tengah, dikatakan Sulteng Terkini, adanya rencana kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) akan merayakan malam pergantian tahun dengan menggelar pesta seks di Kota Palu.

Wakapolres Palu Kompol I Wayan Sudarmanta saat itu belum mendapatkan informasi terkait rencana pesta seks LGBT di wilayahnya.

Wayan Sudarmanta mengatakan anggota intelijen sudah diperintahkan agar segera melakukan langkah-langkah penyelidikan di lapangan.

Apabila memang benar informasinya, maka polisi akan melakukan upaya-upaya, baik itu preventif maupun preemtif, dan bahkan represif jika mereka tidak bisa diimbau.

“Kalau memang melanggar undang-undang dan aturan yang berlaku maka kita akan bubarkan,” tegas mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Donggala itu. 

Penelusuran awal dilakukan melalui media online di beberapa grup tertutup komunitas gay yang berlokasi di Kota Palu.

Identifikasi awal, dengan menggunakan Internet Protocol Address (Alamat IP) dari grup yang diperoleh FUI.

“Dari alamat IP itu, kemudian kita ketahui kalau komunitas berbasis online itu, berada di Kota Palu. Dalam komunitas itu, disebarkan undangan untuk menggelar pesta khusus di malam pergantian tahun. Pesta khusus ini, kita artikan dengan pesta seks,” ungkap Abdurrahman,

Komunitas LGBT di Kota Palu juga mengaku akan merayakan momen kemenangan mereka, karena hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan yang dialamatkan kepada kaum LGBT.

Momen malam tahun baru, diduga akan menjadi puncak dari perayaan kemenangan mereka tersebut.

Menurut Abdurrahman, FUI tidak akan menyurati ke pihak kepolisian untuk mengantisipasi sinyalemen adanya pesta seks kaum sodom malam tahun baru besok.

Polisi pasti tidak punya dasar dan alibi dalam memberikan tindakan, sebab MK sudah menetapkan, bahwa tidak ada pasal pidana yang bisa menjerat kaum sodom yang melakukan tindakan asusilanya tersebut.

“Maka umat Islam yang harus bergerak. Kalau tidak ada pelanggaran pidananya, maka ini adalah pelanggaran moral. Warga Palu masih punya moral, maka sebagai penjaga moral, umat Islam wajib untuk memberikan tindakan. Kita sudah mengidentifikasi hot spot tempat nongkrongnya kaum LGBT, termasuk beberapa hotel yang kemungkinan dijadikan tempat pesta khusus tersebut,” tegas Abdurrahman.

Di sisi lain, menurut Abdurrahman, polisi pasti sudah mencium adanya rencana kaum sodom untuk menggelar pesta seks malam pergantian tahun besok. Intel Polri, pasti lebih kuat dan lebih berwenang dalam menelusuri setiap informasi.

“Tim Cyber Armi di FUI dengan hanya bermodalkan android yang bukan 4G saja, mampu mengendus. Apalagi Polri yang SDM dan kemampuan peralatannya jauh lebih memadai, pasti informasinya lebih akurat,” ungkapnya lagi


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search