Sosok ini adalah saudara kandung Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dia Sayyidul Asy-Syuhada, pemimpin para mujahidin, Abu Abdillah anak paman Rasulullah bin Abdul Mutthalib bin Hasim bin Abdi Manaf Al-Quraisy.
Namanya Ja'far bin Abi Thalib.
Ja'far dikenal sebagai orang yang sangat lemah lembut, sopan santun, rendah hati dan sangat pemurah.
Di sisi lain, ia juga dikenal sangat pemberani, tidak mengenal rasa takut.
Ja'far diberi gelar sebagai orang yang memiliki dua sayap di surga dan bapak bagi si miskin. Ia menjadi pemeluk agama Islam berkat ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, tepatnya sebelum Rasulullah SAW masuk ke rumah Al Arqam.
Ja’far bin Abi Thalib meninggalkan Habasyah untuk menuju ke Yatsrib pada tahun ketujuh hijriah.
Sesampainya di Yatsirb, Ja'far disambut hangat oleh Rasulullah SAW. Pada waktu itu, Rasulullah SAW baru saja kembali dari perang Khaibar. Rasulullah menemui Ja’far dan bersabda, “Sungguh aku tidak tahu, dengan yang mana aku merasa bahagia. Apakah dengan kemenangan Khaibar ataukah dengan kadatanganmu?!”
Selang beberapa lama, ia tinggal di Madinah. Ketika pada awal-awal tahun ke delapan hijriah Rasulullah SAW ingin mengirim pasukan untuk memerangi Romawi, ia menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai komandan.
Rasulullah bersabda, “Kalau Zaid terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Ja’far bin Abi Thalib. Jika ia terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Abdullah bin Rawahah. Dan jika Abdullah terbunuh, maka biarlah kaum muslimin memilih bagi mereka sendiri.”
Lalu ia memberikan bendera berwarna putih kepada Zaid bin Hartisah.
Saat sampai di daerah Mu’tah, kaum muslim mendapat orang-orang Romawi telah siap dengan jumlah yang sangat banyak. Yaitu dua ratus ribu tentara. Merupakan jumlah yang sangat besar. Jumlah sebegitu besar tidak pernah ditemui oleh kaum muslimin sebelumnya.
Sementara jumlah kaum muslim hanya tiga ribu orang.
Kala dua pasukan ini telah berhadapan, peperangan dimulai, hingga Zaid bin Haritsah syahid. Begitu melihat Zaid jatuh tersungkur, bergegas Ja’far melompat dan mengambil bendera, dan menyusup ke barisan musuh.
Kemudian ia berputar-putar memporak-porandakan barisan musuh sehingga terputus tangan kanannya. Ia mengmbil bendera itu dengan tangan kriinya, lalu terputus pula tangan kirinya sehingga ia syahid. Setelah itu, bendera diambil oleh Abdullah bin Rawahah dan terus mempertahankannya dan akhirnya syahid.
Ya, Ja'far bin Abu Thalib kehilangan kedua tangannya hanya untuk mempertahankan Ar Rayyah agar jangan sampai jatuh ke tanah. Dengan sisa lengan bagian atasnya, ia pun tetap berusaha untuk memeluk ar Rayyah, hingga kemudian ia syahid saat tubuhnya ditebas menjadi dua bagian.
Advertisement
EmoticonEmoticon