Penulis yang disebut plagiator Afi Nihaya menilai para penyandang different ability (difabel) bukanlah inspirator.
Pernyataan Afi mengutip seorang penulis lain Arif Maftuhin, ketua Pusat Layanan Difabel Universitas Islam Negeri Yogyakarta dengan judul "DISABILITAS BUKAN INSPIRASI".
"Headline Kompas bahkan mengukuhkan sesat pikir tentang disabilitas ini dengan demarkasi "mereka" dan "kita". Alih-alih menyatukan "kita adalah difabel atau difabel adalah kita", Kompas menyebut mereka (Penyandang Cacat) dan kita (yang sempurna. Pret)," kata Afi menirukan Arif.
"Memang ada banyak sekali miskonsepsi di masyarakat, salah satunya paragames ini," kata dia pada 7 Oktober 2018.
Lebih lanjut berikut pernyataan penulis yang pernah diundang Istana di rezim Jokowi ini:
Ya orang nggak bisa menuntut masyarakat untuk selalu memiliki pemikiran yang sempurna, konsep tingkat lanjut yang sudah ditelaah dalam-dalam kebenarannya.
Aku kira mereka punya miskonsepsi tentang difabel (disability) dalam paragames bukan karena disrespectful, ya simply karena nggak familiar dengan konsep berbeda dari yang sudah mereka dengar seumur hidup.
Sama seperti miskonsepsi terhadap psikologi, psikolog, and everything in between.
(ex: psikolog itu untuk orang sakit, psikologi ilmu commonsense yang judgemental, dsb)
Advertisement
1 komentar:
Wanita gila...nggak ada yg bisaa di jeplak. Lgi aapa..banyak ngomong Ndak jelas
EmoticonEmoticon